Siang ini benar aku tak ingin tidur. Dialog kita tengah malam itu terus mengusar pikiranku. Berkali terus terulang kata-katamu. Ia berputar tanpa pusing. Tapi aku pusing.
Pusing
Pusing
Pusing
Pusing
Bisikan itu bikin bising.
*
Sebagian dari diriku macam hilang. Atau barangkali aku telah menjadi aku yang baru. Aku asing memandang diri sendiri. Seringkali aku merasa menjelma menjadi orang lain, tapi aku bukan siluman, bunian atau teman mereka yang lain. Aku yang lalu seperti punah diburu penguasa. Aku hilang tertanam entah dimana. Tapi jasatku terkatung di hadapanmu. Kemana aku? Aku dibunuh? Aku membunuh? Kenapa aku?
Pusing
Pusing
Pusing
Pusing
Bisikan itu bikin bising.
*
Sebagian dari diriku macam hilang. Atau barangkali aku telah menjadi aku yang baru. Aku asing memandang diri sendiri. Seringkali aku merasa menjelma menjadi orang lain, tapi aku bukan siluman, bunian atau teman mereka yang lain. Aku yang lalu seperti punah diburu penguasa. Aku hilang tertanam entah dimana. Tapi jasatku terkatung di hadapanmu. Kemana aku? Aku dibunuh? Aku membunuh? Kenapa aku?
Untukmu;
Puan Puaka
Aku marah
Kulanjutkan hidup yang telah kau ubah
Aku tak lagi berumah
Kau bunuh aku dengan gagah
Puah! Puah!
Jangan jilat nanah
(Arifin Ahmad, 26Agustus'15)
Komentar
Posting Komentar