Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Kami Tidak Diam! Kami Terus Melawan!

Ibu Menteri dan Bapak Presiden, tahun lalu kabut asap datang dua kali dalam dua musim. Padahal biasanya ia hanya datang sekali. Namun tahun ini ia datang berkali-kali. Saya sempat berpikir bahwa tahun lalu adalah tahun terparah. Nyatanya tahun ini malah lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Indeks Standar Polutan Udara di Kota Pekanbaru menunjukkan level berbahaya hingga berhari-hari. Kualitas udara buruk sekali, bahkan dua hingga tiga kali lipat di atas ambang berbahaya. Sejak Agustus, Pekanbaru dan sejumlah daerah kabupaten kota mulai terpapar rata oleh asap tebal. Saya lalu teringat janji Bapak Presiden ketika blusukan asap di Sungai Tohor tahun lalu. Bapak bilang bahwa asap kebakaran hutan dan lahan akan berkurang drastis di tahun 2015. Namun nyatanya semua tak semudah yang diucapkan. Pelaksanaan dan masalah teknis di lapangan mungkin sangat lemah. Bahkan untuk menetapkan status darurat asap saja sulit sekali. Ibu Menteri dan Bapak Presiden, asap memburuk sejak awal Septe

Kembalikan Hak Masyarakat Riau Atas Udara Yang Bersih!

Saya besar di Kabupaten Pelalawan, sejak saya masih di TK tahun 1997 hingga saya hampir menyelesaikan kuliah, asap akibat kebakaran hutan lahan masih saja terjadi. Waktu itu, ibu selalu membekali saya sapu tangan sebagai ganti masker. Pelalawan masih sepi, mendapatkan masker tidaklah segampang sekarang. Pernah kejadian, ketika itu kampung kami mengalami kemarau panjang. Sumur galian kering. Air sangat sulit, sampai untuk mandi saja saya dimandikan di rumah tetangga yang sumurnya belum kering. Cuaca panas sekali. Hutan dan lahan terbakar dimana-mana. Semua orang ikut padamkan api. Ayah juga bilang helikopter dari Malaysia pun turut membantu. Asap mengepul dimana-mana. Saya ingat ketika itu ibu menjemur pakaian jam 6 pagi dan diangkat jam 6 sore. Waktu itu belum ada mesin cuci. Kain sama sekali tidak kering. Matahari tertutup asap tebal. Angin tak pula ada. Kampung kami sangat gelap. Ketika hujan turun, kemarau dan asap berakhir semua orang disekitar rumah mengeluarkan barang-ba

Kumpulan Puisi "Tuan Pa"

Prateek Dhiman/net Tuan Pa I Bagai ranting yang terhempas Bagai pipit dalam angin Bagai Toman di dasar alam Ingin kutahu kabarmu! Tuan Pa II Aku tak takut Bunian hanya karena Sendiri di dalam hutan Aku pun tak takut kesepian Atau kelunya kekosongan Aku hanya resah Sudah lama kau tak kirimi senyuman Tuan Pa III Saat badai ke rumah Malam sudah tinggi Ia begitu buas Dinginnya menusuk tulang Aku tegak dari kasurku Memandang luar yang abu-abu Halo, bisakah kau tak menyelak selimut kekasihku? Rahmi Carolina 2015