Keberadaan hutan alam bagi masyarakat Petalangan
Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, sangat penting. Sebagian
besar dari mereka menggantungkan hidup pada hasil hutan, mulai dari berburu,
menangkap ikan, hingga menumbai. Menumbai adalah upacara adat untuk mengambil
madu lebah di pohon sialang. Pohon Sialang yaitu pohon tinggi besar dan tempat
yang disenangi lebah hutan untuk bersarang. Jenis pohon Sialang disana ada tiga
jenis, Sulur Batang, Rumah Keluang dan Cempedak Air.
Menumbai hanya dapat dilakukan dua hingga tiga
kali dalam setahun. Prosesnya pun dengan ritual dan dikerjakan menggunakan
peralatan tradisional. Di antaranya Tunam, terbuat dari sabut kelapa lalu
dibungkus dengan kayu yang sudah kering. Gunanya untuk menguak lebah dari
sarang lalu mengikuti bara api jatuh kebawah. Selain itu api Tunam juga
berfungsi untuk mengusir binatang berbisa di atas pohon Sialang. Timbo, yakni
berfungsi untuk menampung dan menurunkan madu lebah dengan dari pohon Sialang. Biasanya
Timbo terbuat dari kulit kayu ataupun rotan. Untuk memanjat pohon sialang
digunakan Semangkat. Semangkat semacam sigai atau anak tangga. Terbuat dari
kayu-kayu kecil lalu diikat pada pohon Sialang tersebut.
Kegiatan menumbai dipimpin oleh orang yang
dituakan, disebut dengan Juragan Tuo (juru panjat). Juragan Tuo dibantu oleh
beberapa juru panjat lainnya yang disebut juragan mudo. Tugasnya membantu
juragan tuo pada saat menyapu lebah, dan di bawah dibantu pula beberapa orang
sebagai pengumpul timbo yang sudah berisi madu.
Upacara menumbai ini dilakukan pada malam hari di
saat bulan gelap. Masyarakat Petalangan percaya bahwa di pohon Sialang selalu
dihuni oleh makhluk halus. Maka untuk setiap tahapan memanjat selalu diiringi
dengan mantera atau disebut nyanyian panjang. Selain fungsinya untuk melindungi
diri dari hal-hal gaib, nyanyian panjang juga berarti memberi saran kepada
lebah-lebah agar tertidur pulas sehingga tidak ada halangan untuk sampai ke
dahan.
Popat-popat tanah ibul
Mai popat di tanah tombang
Nonap-nonap Cik Dayangku tidou
Jeagan Mudo di Pangkal Sialang
Mengombang ke mano alu
Puting beliung samo tonga
Tabik aku dahan joambang
Aku nak lalu ke balai tonga
Balai Tonga balai duoeto
Tigo balai telendak bumi
Letak bandan poning kepalo
Menengok cantiknyo balai ini
Setelah juragan mudo selesai dan akan turun
Temasu kayu di imbo
Dibuat papan belarik
Tubonsu jungan baibo-ibo
Isuk kolam naik balik
Amoramo si kumbang janti
Duo ancak ketigo ancang
Jangan lamo dayangku poi
Duo bulan ketigo lah datang
Antu kayu taogu-ogu
Dahan panjang tenanti-nanti
Menanti kau datang
Hasil madu yang didapat
dibagi-bagi untuk para pekerja, Kepala Suku dan anggota suku sesuai dengan
aturan adat.
Komentar
Posting Komentar