Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Gulai Asam Pedas Baung Melayu Riau

Mengingat namanya bikin lapar. Gulai asam pedas merupakan salah satu masakan khas melayu yang ada di provinsi Riau. Masakan ini selalu menjadi alasan saya untuk balek kampung. Padahal masih satu provinsi, dan kampung saya hanya berjarak satu jam dari Pekanbaru. Soalnya asam pedas baung buatan emak saya beda. Tak taulah apa yang buat beda. Bagi saya masakan emak tiada duanya.  Sebenar-benarnya saya tidak begitu paham tentang bumbu-bumbu masakan. Maka dari itu resep dibawah ini saya copy saja.  Bahan : 750 gr ikan baung 1 sdm air jeruk nipis 1 sdt garam 1 lbr daun kunyit 2 cm lengkuas, memarkan 2 btg serai, memarkan 2 cm jahe, memarkan 4 lbr daun jeruk 2 buah asam kandis 8 buah tomat sayur 500 ml air 2 sdm minyak goreng Haluskan: 100 gr cabai merah giling 12 siung bawang merah 5 siung bawang putih Cara memasak: 1. Cuci bersih ikan baung, lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan selama 15 menit. 2. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu halus...

Gulai Asam Pedas Ikan Patin (Riau)

bahan: 1 Kg ikan Patin 1 ons belimbing wuluh 1 sd teh garam Penyedap rasa secukupnya 2 sd makan minyak goreng 1 buah tomat iris 1 lembar daun kunyit 3 lembar daun jeruk 1 ruas lengkuas memarkan 1 batang serai air 2 gelas Bumbu-Bumbu : 1 ons cabe merah 5 siung bawang merah 5 siung bawang putih 1 ruas jari jahe Cara Membuat, Memasak Asam Pedas Ikan Patin Menggunakan Resep diatas: Semua resep, bumbu digiling halus lalu ditumis. Kemudian masukkan daun-daun dalam kuali masak. Selanjutnya curahkan air, setelah mendidih masukkan ikan yang sudah dibersihkan, masukkan belimbing wuluh. Setelah-agak matang kecilkan api beri penyedap rasa dan masukkan tomat. Angkat Sumber: http://www.pekanbaruriau.com/2010/02/resep-gulai-asam-pedas-ikan-patin.html

Alamat dan Keterangan Media yang Memiliki Rubrik Cerpen, Puisi dan Opini :

1. Republika sekretariat@republika.co.id , aliredov@yahoo.com Tidak ada pemberitahuan dari redaksi terkait pemuatan cerpen. Sudah lama tidak memuat puisi. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), tetapi—pengalaman beberapa rekan penulis, harus sabar menagih ke redaksi beberapa kali agar segera cair. 2. Kompas opini@kompas.co.id , opini@kompas.com Ada konfirmasi pemuatan cerpen/puisi dari redaksi via email. Honor cerpen Rp. 1.100.000,- (tanpa potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (tanpa potong pajak–referensi Esha Tegar Putra), seminggu setelah pemuatan, honor sudah ditransfer ke rekening penulis. 3. Koran Tempo ktminggu@tempo.co.id Biasanya Nirwan Dewanto—penjaga gawang rubrik Cerpen Koran Tempo, meng-sms penulis terkait pemuatan cepen/puisi jika penulis mencantumkan nomer hp di email pengiriman. Honor cerpen tergantung panjang pendek cerita, biasanya Rp. 700.000,- honor puisi Rp. 600.000,- (pernah Rp. 250.000,- s/d Rp. 700.000, referensi Esha Tegar Putra), ditransf...

Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN)

  Taman Nasional Tesso Nilo, 2011 Foto ini diambil saat penelitian flora dalam mata pelajaran Biologi dan lintas alam  bersama siswa kelas 1 SMAN 1 Pkl. Kerinci              Taman Nasional Tesso Nilo adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Riau , Indonesia . Taman nasional ini diresmikan pada 19 Juli 2004 dan mempunyai luas sebesar 38.576 hektare. Kawasan yang masuk wilayah taman nasional ini adalah kawasan bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu . Hingga kini di sekelilingnya masih terdapat kawasan HPH. Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung , 23 jenis mamalia , tiga jenis primata , 50 jenis ikan , 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia di setiap hektare Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah d...

Lopo Parindo

Foto ini diambil di atas kapal motor Lopo Parindo dari Parapat menuju Tomok, Samosir (28/9). Bersama peserta pelatihan jurnalistik tingkat lanjut nasional salam ulos 2012 lainnya. Ada sepasang turis lokal juga bergabung bersama kami. Dan perempuuan berjilbab yang berdiri disebelah peserta adalah Chik Rini. Dia salah satu pemateri kami. Pernah bekerja di Yayasan Pantau dan sekarang bekerja di WWF Aceh.

Budak-Budak Trotoar

Buntut ke buntut   ditelusuri Menjajahi sudut tuah negeri Puluhan pasang kasut bertemu diri Menyapa hari menjulang mimpi Hingga hilang matahari Jelas sudah terlihat di sejumlah keramaian Budak-budak kecik dengan kalengnya Menyanyi riang bersuara sumbang Tak luput juga dari pandangan Lepas tertawa di tepi trotoar Baju lusuh berkarat daki Menampung asa gelak gembira Budak trotoar yang terlupakan Mengais sisa-sisa yang tersisa Terpuruk dalam ketidak tahuan, terperosok dalam kemiskinan Mereka pun patut untuk sekolah bukan? Berseragam putih dengan merah Malang sangat kau dik Lalu terdiam Terduduk memandang Budak-budak trotoar  03 03 2012 Rahmi Carolina